Selain berwarna putih, burung kakatua umumnya memiliki bulu berwarna cerah seperti biru dan merah. Namun pernahkah Anda melihat burung kakatua berbulu hitam? Inilah kakatua raja, salah satu satwa langka yang berasal dari Papua.
Kakatua raja memiliki nama ilmiah Probosciger aterrimus. Kelompoknya tergabung ke dalam famili Cacatuidae, serta menjadi satu-satunya spesies yang berasal dari genus Probosciger.
Selain itu, sebagian orang mengenal burung ini sebagai kakatua hitam atau palm cockatoo. Itu berkenaan dengan kebiasaan mereka, yang senang berada dekat dengan pohon palem.
Spesies P. aterrimus tergolong sebagai kakatua besar yang mampu berkembang biak sampai 64 cm. Mereka dapat kita kenali dari bulunya yang hitam, pipi merah dan berjambul tegak.
Bobot tubuh kakatua raja berkisar 550-1.000 gram. Ini menjadikan mereka sebagai spesies kakatua terbesar di Indonesia, mengalahkan kerabatnya kakatua putih serta kakatua koki.
Seperti yang telah disebutkan, hampir seluruh bagian tubuh hewan tersebut tertutupi bulu berwarna hitam. Ia mempunyai paruh besar dengan ukuran atas dan bawah yang berbeda.
Jika kita perhatikan, paruh atas kakatua hitam memang lebih besar daripada bagian bawah. Ini sebenarnya berguna untuk menahan serta membuka biji-bijian yang mereka konsumsi.
Karena ketimpangan ini pulalah, kedua paruh kakatua raja tidak bisa tertutup rapat. Selain itu, mereka memiliki lidah berwarna merah pekat dengan bagian pangkal berwarna hitam.
Jambul kakatua raja terlihat tegak ketika sedang terbang. Tidak ada perbedaan mencolok antara spesies betina dan pejantan, selain ukuran paruh betina yang cenderung lebih kecil.
Kakatua raja merupakan spesies asli hutan hujan tropis dataran rendah, hutan meranggas, hutan sekunder dan area tepi hutan pada ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut.
Mereka memulai aktivitas pada pagi hari, lalu kembali ke sarangnya saat petang. Aktivitas mencari makan dilakukan dalam kelompok besar, yakni di sekitar wilayah hutan terbuka.
Perlu Anda ingat, kelompok kakatua raja setidaknya mempunyai empat subspesies berbeda dari seluruh dunia yaitu P.a. goliath, P.a. stenolophus, P.a. aterrimus dan P.a. macgillivrayi.
Keempat subspesies ini menyebar ke berbagai daerah di Papua dan utara Australia, seperti:
Populasi palm cockatoo sebenarnya masih cukup banyak. Namun karena tingginya aktivitas perburuan liar dan deforestasi, spesies burung ini dikategorikan sebagai satwa dilindungi.
Di alam liar, kakatua raja mengonsumsi biji-bijian seperti kacang kenari, almond, biji bunga matahari, gandung, kacang pinus dan jagung, hingga daun serta buah-buahan ukuran kecil.
Selain berkomunikasi, suara yang dikeluarkan burung ini dapat diartikan sebagai peringatan. Bunyinya berupa “keeyank,” “eeyohn,” atau “raah” seperti suara keledai yang cukup keras.
Layaknya kakatua lain, palm cockatoo juga mampu menirukan suara yang sering ia dengar. Mereka juga tergolong sebagai hewan yang cerdas, sebab memiliki daya ingat cukup tinggi.
Burung kakatua raja berkembang biak sekitar bulan Agustus atau akhir Januari. Sang betina mampu menghasilkan satu butir telur, yang akan ia erami dalam kurun waktu 30-35 hari.
Setelah 80 hari menetas, anak kakatua hitam akan keluarkan dari sarangnya. Sarang burung tersebut terbuat dari batang pohon yang telah mati, tersusun di bagian lubang-lubang pohon.
Gambar sc by: Google
Kuskus Papua: Teman Nocturnal yang Menggemaskan, Mengajak Pemiliknya Berpetualang dalam Dunia Eksotis yang Penuh Kecantikan dan Keunikan, Menghadirkan Kelembutan dan Pesona yang Tak Tergantikan di Tengah Kehidupan Sehari-hari yang Penuh Tantangan dan Dina
Kepiting Papua: Kecantikan dan Perannya dalam Ekosistem Terumbu Karang, serta Tantangan dalam Pemeliharaan dan Konservasi di Papua yang Kaya Akan Keanekaragaman Hayati Laut dan Budaya Lokal yang Mengagumkan
Menelaah Pilihan dengan Teliti: Pertimbangan Mendalam Sebelum Memelihara Burung Mambruk Papua sebagai Hewan Peliharaan yang Ikonik dan Berharga dalam Upaya Mendukung Konservasi Alam Papua yang Rentan dan Berharga
Mendalami Kecantikan dan Keunikan Kasuari: Eksplorasi Mendalam tentang Burung Bongsor Khas Papua yang Menawan, Mengungkap Pesona dan Peran Pentingnya dalam Ekosistem Papua yang Kaya dan Beragam
Menjelajahi Kekayaan Flora dan Fauna Papua: Mengungkap Kehidupan dan Keelokan Nuri Sayap Hitam, Burung Asli Papua yang Memukau dengan Kombinasi Warna dan Keunggulan Intelektualnya yang Mengagumkan
Menyelami Kehidupan Kakatua Raja: Eksplorasi Mendalam tentang Si Hitam Berpipi Merah dari Pulau Papua, Mengungkap Pesona, Karakteristik, dan Perilaku yang Membuatnya Istimewa sebagai Bagian Tak Terpisahkan dari Keanekaragaman Hayati di Papua
Mendalami Perbedaan yang Menakjubkan: Eksplorasi Karakteristik Fisik, Perilaku, dan Habitat antara Nuri Kabare dan Nuri Sayap Hitam untuk Memahami Kedua Spesies Burung Eksotis dengan Lebih Mendalam dan Membedakan Masing-masing Identitas Unik dalam Keaneka
Menyingkap Misteri Nuri Kabare: Menggali 5 Fakta Menarik tentang Burung Endemik Pulau Papua yang Menyerupai Drakula, Serta Paralelnya dengan Burung Bangkai yang Menarik Perhatian Dunia
Mengungkap Keberadaan yang Tersembunyi: Eksplorasi Keunikan dan Keanekaragaman Habitat Maleo di Tanah Papua, Menyoroti Kehadiran Spesies Langka yang Menarik Perhatian di Antara Keindahan Alam Papua yang Luar Biasa
Melangkah ke Dunia Anoa Papua: Memahami Kekuatan dan Keunikan Hewan Ikonik dari Tanah Papua yang Menyimpan Cerita Kehidupan dan Kebudayaan yang Kaya, Mengungkap Misteri dan Pesona yang Menghiasi Kehidupan Liar di Hutan-hutan Papua yang Tersembunyi